Monday, February 21, 2011

Gonzales, Sepak Bola dan Tawaran Main Film

Gonzales usai cetak gol
Siapa tak kenal sosok pemain sepak bola Cristian Gonzales? Dia merupakan pemain naturalisasi pertama sejak 21 November 2010 lalu. Dia juga adalah fenomena baru dalam dunia sepak bola Indonesia.

Namanya melejit ketika dinobatkan sebagai pahlawan timnas, setelah meloloskan tim berlogo burung Garuda ini ke semifinal Piala AFF 2010. Kemampuannya dalam menendang, membuat gol, kemampuan membaca permainan, dan sundulannya yang tajam, membuat Gonzales pantas disebut pesepakbola terbaik Indonesia.

Kini, Gonzales yang biasa dielu-elukan bobotoh ini, meluas hingga menjadi pemain pujaan masyarakat Indonesia. Meski begitu, pemain bernomor punggug 9 di timnas ini, tak begitu saja jumawa. Ia tetap menjadi sosok yang ramah. Pelayanan kepada bobotoh yang meminta berfoto bareng atau meminta tanda tangannya, selalu ia layani dengan menebar senyuman.

"Mereka yang membesarkan nama saya, sudah selayaknya saya berterima kasih kepada mereka, dan itu saya tunjukkan dengan melayani mereka, yang ingin foto bareng atau ingin tandatangan saya," kata Gonzales belum lama ini.

Pemain yang akrab dengan julukan 'El Loco' serta memiliki nama Islam Mustafa Habibi setelah memeluk agama Islam pada tahun 2003 lahir di Montevideo Uruguay pada 30 Agustus 1976. Perjalanan karier pertamanya di Indonesia, dimulai dengan membela PSM Makassar pada tahun 2003.

Banyak kisah dalam perjalanan hidupnya. Perkenalannya dengan dunia sepak bola, dimulai ketika Gonzales berusia 6 tahun. Semula ayahnya berharap Gonzales dapat meneruskan jejaknya menjadi seorang militer. Namun karena kegilaannya terhadap dunia sepak bola, harapan itu tak terpenuhi.

Akhir tahun 2002, setelah sempat bermain untuk sebuah klub di Portugal, Campo Mayor, Gonzales memutuskan menerima sebuah tawaran bermain di Indonesia, negeri asal istrinya. Pada Liga Indonesia (LI) IX/2003, Gonzales sudah berkostum PSM Makassar, klub pertamanya di Indonesia. Pada musim tersebut ia mencetak 27 gol dan PSM Makassar menjadi juara kedua Liga Indonesia.

Tahun berikutnya ia dikenai skorsing oleh PSSI selama semusim dan didenda Rp 20 juta karena memukul salah seorang petugas Persita Tangerang saat bertanding. Bebas dari skorsing, ia bergabung dengan Persik Kediri dan menjadi juara Liga Indonesia pada tahun 2006. Pada tahun 2008 ia kembali dijatuhi skorsing setelah melakukan tindakan tak sportif.

Krisis finansial yang dialami Persik Kediri membuat manajemen Persik harus melakukan rasionalisasi gaji. Gonzales merupakan salah satu dari beberapa pemain Persik yang tidak setuju atas keputusan tersebut.

Pada 30 Januari 2009, manajemen Persib Bandung mengumumkan bahwa mereka telah merekrut Cristian yang mendapat remisi dari Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid. Cristian dikontrak dalam status sebagai pemain pinjaman dari Persik Kediri dan akan digaji Rp60 juta per bulan oleh Persib Bandung.

Ia memulai debut sebagai starter di Liga Super Indonesia ketika Persib menjamu Persipura di pertandingan yang berakhir 1-1 berkat gol yang juga dicetaknya. Ia bermain sebanyak 16 kali di Liga dan mencetak 14 gol, menjadikan Gonzales sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Super bersama Boaz Solossa dengan 28 gol.

Bersama Maung Bandung, Gonzales memilih nomor punggung 99, dan selalu melakukan selebrasi mengacungkan telunjuknya ke mulut seraya menengadah ke langit. Kebiasaan itu merupakan isyarat rasa syukur terhadap Allah yang Maha Esa. Sementara nomor punggung 99 yang kini melekat di kostum punggungya merupakan isyarat asma Allah yang dikenal dengan asmaul husna.

Selama 9 tahun Gonzales malang melintang bersama klub-klub besar. Rasa nasionalisme pemain berjuluk El Loco ini sudah dimilikinya sejak lima tahun yang lalu. Ia kemudian menyatakan keinginannya membela timnas Indonesia, ditandai dengan memeluk agama Islam Gonzales pada tanggal 9 Oktober 2003 dengan nama Musatafa Habibi Gonzales.

Keinginan Gonzales menjadi WNI memang tidak main-main. Salah satu syarat agar ia mendapat naturalisasi yaitu tidak boleh pulang ke negaranya Uruguy selama lima tahun, dijalankannya. Alasan lainnya, Gonzales juga pemain yang berprestasi di Liga Indonesia. Ia pernah menyandang predikat pencetak gol tersubur selama lima musim berturut-turut.

"Saya ingin menjadi pemain timnas Indonesia, apapun akan saya lakukan. Sekarang saya sudah tak pernah pulang ke Uruguay karena saya ingin jadi warga Indonesia," kata Gonzales sebelum mendapatkan lisensi naturalisasi.

Kisah hidup penyerang timnas itu, rupanya memikat salah satu produser film untuk diabadikan dalam sebuah film layar lebar. Sayang, Gonzales dengan halus menolak tawaran tersebut. Ia mengaku belum siap saat ini jika perjalanan hidupnya diabadikan dalam layar lebar.

"Cristian sebetulnya tidak menolak, hanya untuk saat ini ia belum siap. Ia masih ingin fokus di sepakbola apalagi prestasi timya (Persib Bandung) saat ini sedang menurun," kata Eva Nurida Siregar, istri Gonzales belum lama ini.

Sumber : inilah.com

No comments: