Banyak kalangan menilai perlunya teknologi garis gawang yang bisa menentukan apakah bola sudah melewati garis gawang apa belum dalam suatu pertandingan yang menentukan apakah telah terjadi gol. Induk sepakbola dunia FIFA belum bisa mengesahkan peraturan penggunaan teknologi di garis gawang, karena penelitian yang dilakukan belum sempurna.
International Football Association Board (IFAB), di bawah pimpinan Presiden Asosiasi Sepakbola Wales, Phil Pritchard, menggelar rapat kerja tahunan akhir pekan kemarin, di Celtic Manor Resort di Newport, Wales.
Pada kesempatan tersebut, IFAB menerima presentasi tentang penggunaan teknologi di garis gawang, yang telah diuji coba selama 7-13 Februari 2011 di markas FIFA, oleh sebuah badan penelitian dan riset yang berbasis di Swis. EMPA, nama badan riset tersebut, mengerjakan projek ini setelah terpilih dalam rapat kerja tahunan IFAB sebelumnya, tepatnya 20 Oktober tahun lalu.
Setelah presentasi, IFAB menilai uji coba yang dilakukan EMPA belum sempurna dan memutuskan penelitian penggunaan teknologi di garis gawang harus diperpanjang hingga setahun kedepan.
Penggunaan teknologi di garis gawang mencuat setelah Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Seperti diketahui, tim nasional Inggris mengalami kerugian besar saat gol Frank Lampard tak dianggap, padahal tayangan ulang jelas menampakkan bola sudah melewati garis gawang Jerman. Insiden ini terjadi saat Jerman mengalahkan Inggris di babak 16 besar.
No comments:
Post a Comment